Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

DIDIRIKAN SANTRI PANGERAN DIPONEGORO 1850-AN SILAM

Gambar
Radar Ponorogo (Kamis, 14 Juni 2018 Halaman 23-24) DIDIRIKAN SANTRI PANGERAN DIPONEGORO 1850-AN SILAM (Kyai Mukrim Abdullah menunjukkan foto bangunan asli sebelum direhabilitasi ketiga kalinya) [  SERUPA Jejak di pesantren lainnya, sebuah pohon sawo tua masih berdiri kokoh di Pondok Pesantren Al Bukhori Mangunan. Rindang pohon besar itu berdiri persis di depan masjid ] (Jejak perjuangan Pangeran Diponegoro banyak terserak di bumi Ponorogo. Salah satunya terletak di Ponpes Al Bukhori. Ya, pendirian pesantren di Dusun Mangunan, Desa Tulung, Kecamatan Sampung, pada 1850-an silam memiliki keterkaitan sejarah dengan pejuang besar di masa lalu).  (Hal-23) (Hal 24) - Menara di selatannya, dahulunya bekas sumur tua yang kini telah di tutup. Berjalan menyusuri pelataran menuju utara, terlihat bangunan joglo lawas. Itu ndalem Kiai Mukrim Abdullah, generasi keempat pengasuh pesantren ini. Radar Ponorogo langsung mengetuk pintu di siang itu. Beberapa kali tidak ada jawaban, kami kembali ke masjid

GASMI Ponorogo Gelar Ijazahan Tahun 2021

Gambar
  (Prosesi Ijazahan di Masjid Pondok Al Bukhori Mangunan Ponorogo) Ponorogo  - Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia (GASMI) Ponorogo gelar Ijazahan, Minggu, (10/10). Ijazahan pagi hari ini (pukul 08.00 wib) dilaksanakan di Masjid Al Bukhori Mangunan, komplek Pondok Pesantren Al Bukhori, Desa Tulung, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo. Ijazahan merupakan pemberian wirid atau aurod kepada siswa yang telah menyelesaikan latihan selama satu tahun. Lebih lanjut, di Kabupaten Ponorogo ijazahan dipimpin oleh beliau Kyai Mukrim Abdullah sesepuh dan pembina GASMI Ponorogo. Ketua GASMI cabang Ponorogo mengatakan, "syukur alhamdulilah di pagi hari ini (Minggu 10 Oktober 2021)GASMI Cabang Ponorogo telah mengadakan aurotan (ijazahan). Kami ucapkan selamat bagi siswa yang telah menyelesaikan latihannya. Tetaplah berlatih gali potensi kalian semua," kata M. Taufan Lutfi, S.Pd.I. "Acara (khotaman) yang semula dijadikan 1 titik (tempat) karena pandemi maka kami m